Jumat, 15 Juni 2012

PENGUMUMAN


Bagi anggota KKG di wilayah kerja FKKG Banyumas 2 yaitu Kecamatan Sumbang, Sokaraja, Kembaran, Kalibagor, Patikraja, dan Kebasen. Mohon dengan hormat proposal KKG dikirimkan ke FKKG 2 Banyumas paling lambat tanggal 20 Juni 2012. Akasihtas perhatiannya kami sampaikan terima

Jumat, 23 Desember 2011

RAPAT KOORDINASI FKKG2 BANYUMAS

Add caption

Kajian Kritis

KAJIAN KRITIS ARTIKEL “MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK”
                                                               
1.       PENDAHULUAN
Artikel “Menumbuhkan Minat Baca Anak” diakses melalui http://sittaresmyanti.wordpress.co/2008/12/02, ditulis oleh   Sitta Resmiyanti Muslimah dan sudah dimuat pada Kompas Jabar tanggal 20 November 2008. Penulis adalah pemerhati pendidikan yang peduli terhadap rendahnya minat baca pada anak Indonesia. Kajian kritis ini ditulis sebagai bentuk apresiasi terhadap artikel tersebut.
Membaca  adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa huruf dan kata. Membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan, dari Wikipedia, (2010).
Secara operasional Lilawati (1988) dalam Sandjaya (2010) mengartikan minat membaca anak adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca dan jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak. Sinambela (1993) dalam Sandjaya (2010) mengartikan minat membaca adalah sikap positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca.

Berdasar pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat membaca adalah kekuatan yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca.
Sangat pentingnya kemampuan membaca bagi anak Indonesia tertuang pada Standar Kompetensi Lulusan jenjang pendidikan Sekolah Dasar, Menengah dan Kejuruan: Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.dan menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung (Permendiknas no 23 Tahun 2003). Hal tersebut menunjukkan bahwa membaca adalah kompetensi wajib bagi anak Indonesia.
Minat membaca perlu ditanamkan dan ditumbuhkan sejak anak masih kecil sebab minat membaca pada anak tidak akan terbentuk dengan sendirinya, tetapi sangat dipengaruhi oleh stimulasi yang diperoleh dari lingkungan anak. Keluarga merupakan lingkungan paling awal dan dominan dalam menanamkan, menumbuhkan dan membina minat membaca anak. Orang tua perlu menanamkan kesadaran akan pentingnya membaca dalam kehidupan anak, setelah itu baru guru di sekolah, teman sebaya dan masyarakat.
Berdasarkan hasil survei lembaga internasional yang bergerak dalam bidang pendidikan, United Nation Education Society and Cultural Organization (UNESCO), minat baca penduduk Indonesia jauh di bawah negara-negara Asia. Indonesia tampaknya harus banyak belajar dari negara-negara maju yang memiliki tradisi membaca cukup tinggi.
Upaya meningkatkan minat baca juga menjadi perhatian Sitta R Muslimah yang dituangkan dalam artikel berjudul  Menumbuhkan Minat Baca Anak, dimuat di Kompas Jawa Barat, 20 November 2010. Pada artikel tersebut memaparkan gagasan pentingnya membaca dan perannya dalam upaya perbaikan generasi Indonesia.

2.       RINGKASAN

Ringkasan dari artikel “Menumbuhkan Minat Baca Anak” adalah sebagai berikut:
Kegiatan membaca adalah faktor penentu kecerdasan seseorang. Kegiatan membaca yang membudaya, akan tercipta ketika para siswa rajin membiasakan diri mengunjungi dan membaca buku di perpustakaan. Data menunjukkan adanya kenaikan jumlah pengunjung yang hadir di perpustakaan, yaitu 1.500 orang per hari mengunjungi perpustaan di daerah jawa Barat. Diperlukan strategi agar anak merasa nyaman, senang dan mengasyikkan saat anak membaca di perpustakaan.
                                                                       

Dukungan pihak sekolah. Pembudayaan membaca dikalangan siswa membutuhkan peran sekolah terutama peran guru untuk menanamkan kesadaran diri pada anak, bahwa membaca adalah kegiatan yang mengasyikkan. Salah satu kegiatan tersebut adalah outbond. Diadakan perlomaan mengarang, menulis puisi, dan lomba mewarnai. Keterlibatan orang tua dalam outbond membantu kederkatan anak dan orang tua menjadi akrab dan memjadikan tradisi membaca dalam kehidupan sehari-hari.

Diperlukan sarana prasarana untuk menciptakan lingkungan gemar membaca, misalnya membuat perpustakaan mini, dilengkapi buku-buku yang sesuai dengan dunia anak. Dengan meningkatknya minat baca anak ditandai dengan ramainya kunungan perpustakaan, diharapkan menjadi indikator bahwa kualitas hidup warga bangsa di masa mendatang mengarah kepada produktivitas.

3.       KRITIK
Kajian terhadap artikel “Menumbuhkan Minat Baca Anak” adalah sebagai berikut:
Pendapat kegiatan membaca adalah salah satu faktor penentu kecerdasan seseorang merupakan pendapat yang baik, namun perlu didukung dengan pendapat pakar. Tema artikel merupakan masalah aktual, dan dilengkapi fakta pendukung. Fakta tersebut diantaranya, data banyaknya perpustakaan dan jumlah pengunjung perhari di perpustakaan Jawa Barat.

Ide kreatif yang ditawarkan, misal outbond dengan melibatkan orang tua siswa, suatu pemikiran cemerlang sebagai upaya mempererat komunikasi antara guru, siswa dan orang tua. Pelaksanaan outbond perlu dirancang dengan baik, dari pemilihan tempat, pemilihan tugas atau game, biaya yang diperlukan, serta dipertimbangkan hasil yang akan dicapai.  Opini jika minat baca anak meningkat, maka suatu indikasi peningkatan kualitas generasi yang akan datang perlu ditambah usaha-usaha lain yang rutin dilakukan baik di sekolah maupan di rumah.

Beberapa yang dapat dilengkapi dari artikel tersebut adalah sebagai berikut:
Walaupun ide outbond adalah gagasan yang menarik, namun pelaksanaan ide tidak dapat dilakukan setiap waktu, karena keterbatasan sarana, biaya, dan waktu. Kesibukan orang tua menjadi salah satu yang harus dipertimbangkan jika kegitan dilakukan setiap hari Minggu.
Agar pelaksanaan maksimal hasilnya dapat dikolaborasikan dengan tujuan yang lain, misal pencapaian Standar Kompetensi Lulusan tentang:  (1)Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan; (2) Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia; (3) Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal;(4) Bekerja sama dalam kelompok, tolong menolong dan menjaga diri sendiri delam lingkungan keluarga dan teman sebaya; (5) Menunjukkan kemampuan mengamati gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar; (6) Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis; (7) Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung. (Permendiknas, No.23, Tahun 2006).

Saran pada kegiatan outbond  diantaranya: perlombaan mengarang, menulis puisi dan lomba mewarnai belum menunjukkan keterkaitan langsung dengan budaya membaca. Lomba dapat ditambah dengan membaca cerita, membuat sinopsis cerita/karya ilmiah, dll.

4.       PENGEMBANGAN IDE
Kegiatan menumbuhkan minat baca selain dikembangkan oleh penulis artikel di atas, beberapa pendapat dari Tut Wuri handayani (2010)  adalah sebagai berikut:
a.       Jadikan buku sebagai teman setia kemanapun anak Anda pergi
b.      Jadikan buku sebagai salah satu hadiah yang dinantikan
c.       Jadikan toko buku sebagai tempat favorit untuk dikunjungi
d.      Bermain untuk mengembangkan ketrampilan berbahasa
e.      Jangan membaca komik terlalu banyak

Selain upaya yang dilakukan keluarga, peran sekolah adalah penting untuk meningkatakan minat baca siswa. Penugasan terstruktur dan kegiatan mendiri tidak terstruktur dapat dalam bentuk tugas baca yang terintegrasi pada seluruh mata pelajaran menjadi salah satu alternatifnya. Lomba membuat sinopsis, membaca puisi, membaca dongeng atau karya sastra lainnya dapat pula dijadikan media meningkatkan minat baca.

Implementasi dari pengembangan diri pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan secara terprogram dapat menjadwalkan kunjungan perpustakaan secara bergiliran bagi tiap kelas. Jam wajib kunjungan perpustaan wajib didampingi oleh guru, dan siswa diberikan kesempatan menyesaikan tugas-tugasnya atau sekedar membaca buku-buku kegemarannya. Dengan membiasakan anak hadir si perpustakaan akan dapat menumbuhkan budaya membaca. Sebagai konsekuensinya sekolah harus melengkapi pemenuhan buku-buku atau sumber yang diperlukan, dan guru mematistikan buku yang dijadikan rujukan sudah tersedia di perpustakaan.

Mewujudkan pojok baca tiap kelas dengan buku-buku yang dihimpun dari kalangan siswa satu kelas akan menumbuhkan rasa memiliki “perpustakaan kecil”, dan diharapkan mereka dapat memanfaatkan waktu istirahat dengan membaca di kelasnya.
Pengeloaan pojok baca merupakan salah satu yang dikembangkan oleh Manajemen Berbasis Sekolah dan PAKEM.

Bagi sekolah yang sudah dapat memfasilitasi penggunaan internet , penugasan tugas mengunduh artikel dan membuat resumenya dapat menjadi pilihan untuk membiasakan siswa menggunakan informasi yang ada si internet secara benar dan bermanfaat. Penugasan ini diperhatikan segi keamanan dan dihindari penyalahgunaan internet untuk hal yang tidak semestinya. Peran guru orang tua dan masyarakat diperlukan untuk membendung informasi-informasi yang tidak layak untuk diakses.

5.       KESIMPULAN
 Menumbuhkan minat baca pada anak dapat dilakukan dengan berbagai cara dan oleh berbagai pihak. Keluarga dan sekolah menjadi tempat paling strategis dalam membentuk budaya membaca melalui kebiasaan yang terprogram di rumah dan di sekolah dan kunjungan perpustakaan.
Beberapa cara yang dapat ditempuh misalnya melalui outbond, wajib kunjungan perpustakaan, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bentuknya tugas baca sumber belajar untuk semua mata pelajaran.
                                                       
6.       REFERENSI
Sanjaya Soeyanto, 2010, Pengaruh Keterlibatan Orang Tua Terhadap Minat Membaca Anak Ditinjau Dari Pendekatan Stres Lingkungan, Unika, Semarang.

Handayani Tut Wuri, 2010, Cara Praktis Mengembangkan Minat baca Anak, diunduh dari http://www.sabdaspace.org/cara_cara_praktis_mengembangkan_minat_baca_anak, tanggal 14 Juni 2010.

-----------------, 2006, Lampiran Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Depdiknas, Jakarta.

Wikipesia, 2010, Membaca, diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Membaca, Senin, 14 Juni 2010